Mengenai Saya

Foto saya
seorang pendosa yang 100% ingin rutin menghamba kpd Alloh,dan semoga dibisakan RUTINITAS melaksanakan hak-haknya Alloh.amin

ASSALAMUALAIKUM wr wb

WELCOME,SELAMAT DATANG,SUGENG RAWUH.


MONGGO.........SILAHKAN...





TANYA JAWAB


Tanya

“Apakah Sholawat Wahidiyah itu……?”

Jawab

Sholawat Wahidiyah adalah seluruh rangkaian do’a-do’a Sholawat yang tertulis didalam lembaran Sholawat Wahidiyah, termasuk cara-cara dan adab-adab pengamalannya, bacaan-bacaan dan segala isi kandungan yang terdapat didalamnya, termasuk bacaan surat Al-Fatihah penutup.

Tanya

“Apa faidah Sholawat Wahidiyah”…….?

Jawab

Sholawat Wahidiyah berfaidah antara lain dan terutama untuk menjernihkan hati, menenangkan batin dan menentramkan jiwa serta meningkatkan daya ingat sadar / ma’rifat kepada Alloh SWT Tuhan Yang Maha Esa Wa Rosulihi SAW”.

Tanya

“Bagaimana bacaan Sholawat Wahidiyah”……..?

Jawab

Bacaan Sholawat Wahidyah adalah meliputi bacaan Fatihah dan Sholawat atas Nabi SAW serta do’a-do’a yang menjadi rangkaian amalan Sholawat Wahidiyah dengan bilangan yang sesuai dengan lembaran Sholawat Wahidiyah.
Tanya

“Bagaiamana tata cara pengamalan Sholawat Wahidiyah………?”

Jawab

Tata cara pengamalannya;

1. Harus niat semata-mata mengabdikan diri (beribadah) kepada Alloh SWT dengan ikhlas tanpa pamrih, serta memuliakan dan mencintai Nabi Besar Muhammad SAW. Maka supaya merasa benar-benar berada di hadapan Beliau SAW (istihdlor), dengan adab sepenuh hati, Ta’dzim (memuliakan) mahabah (mencintai) semurni-murninya.

2. Diamalkan selama 40 (empat puluh) hari berturut-turut. Setiap hari sedikitnya menurut bilangan yang tertulis diatas dalam sekali duduk (satu kali kesempatan). Boleh di pagi, sore, atau malam hari. Boleh juga selama 7 (tujuh) hari berturut-turut, namun bilangannya dilipatkan sepuluh kali. Setelah selesai 40 atau 7 hari, pengamalannya supaya diteruskan. Bilangannya bisa dikurangi sebagian atau seluruhnya, namun lebih utama jika diperbanyak. Boleh diamalkan secara perorangan, namun berjama’ah bersama keluarga dan masyarakat sekampung sangat dianjurkan. Wanita yang sedang udzur bulanan cukup membaca Sholawatnya saja tanpa membaca fatihah. Demikian juga FAFIRRU ILALLOH dan WAQULJA…..” boleh dibaca, karena yang dimaksud disini adalah sebagai do’a (berniat membaca do’a).

3. Yang belum bisa membaca SHOLAWAT WAHIDIYAH secara keseluruhan, boleh membaca bagaian-bagian mana yang sudah bisa dibaca lebih dahulu. Misalnya; membaca fatihah saja, atau membaca YAA SAYYIDII YAA ROSULALLOH yang diulang berkali-kali selama kira-kira sama waktunya jika mengamalkan Sholawat Wahidiyah secara lengkap, yaitu lebih kurang 30 menit. Kalaupun belum mungkin boleh hanya berdiam saja selama waktu yang sama, dengan memusatkan hati dan perhatian (berkonsentrasi) kepada Alloh SWT dan memuliakan serta menyatakan rasa cinta semurni-murninya dengan merasa istihdlor di hadapan Junjungan kita Rosululloh SAW.

Tanya

“Apa dasar pengamalan Sholawat Wahidiyah selama 40 atau 7 hari….?”

Jawab

Batasan 40 atau 7 hari pengamalan Sholawat Wahidiyah adalah mengikuti / itba’ kepada beliau Rosul SAW dalam tachanus (beraudensi) dalam gua Qiro’ selama 40 hari. Dan dalam kitab Shoheh Bukhori juz 4 disebutkan bahwasannya paling sedikitnya kholwah (audensi) yang pertama adalah 3 hari, kemudian 7 hari, kemudian 1 bulan sesuai dengan jejak nabi SAW. Adapun 40 hari adalah keseluruhan hari yang dicapai Nabi SAW dalam gua Qiro’.

Nabi SAW bersabda :

“Tidak ada seorang hamba yang ikhlas mengerjakan amal karena Alloh selama 40 hari kecuali akan muncul pancaran nur-nur hikmah dari hati sampai ke lisannya”. (HR. Ibnul Addy dan Ibnul Juuzy dari Abi Musa Al-Asyary).

“Kesempurnaan ribad (pertalian/persambungan) itu selama 40 hari”.

Alloh berfirman :

“Dan telah Kami janjikan kepada Musa (memberi Taurat) sesudah berlaku waktu tiga puluh malam, dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi), maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat puluh malam”. (Al-A’rof 142).

Tanya

“Apakah Sholawat Wahidiyah boleh diamalkan oleh siapa saja……?”

Jawab

Sholawat Wahidiyah dan ajarannya boleh diamalkan oleh siapa saja; baik laki-laki, perempuan, tua, muda dan sebagainya. Karena Sholawat Wahidiyah dan ajarannya telah diijazahkan secara umum dan mutlak oleh muallifnya (penyusun) yaitu Al Mukarrom Romo Kyahi Hajji Abdoel Madjid Ma’roef untuk diamalkan oleh siapa saja tanpa pandang bulu dan golongan. Maka barangsiapa yang telah mendapatkan Sholawat Wahidiyah dari manapun, boleh diamalkannya, bahkan sangat dianjurkan untuk disebar luaskan kepada masyarakat luas tanpa pandang bulu dengan ikhlas tanpa pamrih dan dengan bijaksana.

Tanya

“Apakah Sholawat Wahidiyah itu mempunyai sanad mutasil sebagaimana Thoriqoh Mu’tabaroh yang ada gurunya dari ahli silsilah…..?”

Jawab

Sesungguhnya Sholawat atas Nabi SAW dengan shiqot (bentuk) apapun adalah bisa sampai kepada Alloh SWT tanpa melalui guru dan sanad. Karena Sholawat itu langsung dihaturkan kepada Beliau Nabi SAW tanpa melalui perantara. Maka orang yang membaca Sholawat Wahidiyah tidak membutuhkan tawasul kepada selain Nabi SAW. Berbeda dengan selain Sholawat; seperti beberapa dzikir. Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh Syeh Ahmad As-Showi dalam kitab Hasyiyah Tafsir jalalain juz 2, hal 123, bab Al-Ahzab berbunyi :

“Secara umum Sholawat atas Nabi SAW itu sampai lansung kepada Alloh SWT tanpa melalui seorang guru, karena Syeh (guru) dan sanad di dalam Sholawat adalah pemilik Sholawat itu sendiri (Nabi SAW), dan Sholawat itu dihaturkan lansung dihadapan Beliau SAW dan Alloh membalas Sholawat pula kepada orang yang membacanya. Berbeda dengan selain Sholawat; seperti beberapa dzikir, maka wajib di dalam dzikir itu ada seorang guru yang Arif Billah, dan apabila tidak ada gurunya, maka gurunya adalah Syaithon dan dzikirnya tidak membawa manfa’at”.

Tanya

“Apakah ada dalil khusus yang berkaitan dengan Sholawat Wahidiyah…..?”

Jawab

Tidak ada di dalam Al-Qur’an dan semua hadist ma’na mutlak Sholawat atas Nabi SAW. Maka membaca Sholawat kepada Rosul SAW dengan do’a Sholawat yang mana saja mutlak diterima; baik Sholawat yang waridah dari Nabi sendiri (yaitu yang disebut Sholawat ma’tsuroh), maupun yang susunan redaksinya dicipta oleh para Ulama (yaitu Sholawat yang disebut Sholawat ghoiru Ma’tsuroh). Misalnya: Sholawat Nariyah,Sholawat Munjiyat, Sholawat badar, dan termasuk pula Sholawat Wahidiyah. Sebab perintah membaca Sholawat-Salam yang disebutkan dalam Al-Qur’an dan Hadist Nabi SAW yang berbunyi :

ياايها الذين آمنوا صلوا عليه وسلموا تسليما (الاحزاب)

وفى الخبر: من صلى علي صلاة صلى الله عليه عشرا (رواه مسلم)

Para ahli Tafsir dan para Ulama yang lain belum pernah membuat ketentuan bahwa hanya Sholawat ma’tsuroh saja yang harus dibaca. Oleh sebab itu barangsiapa yang membaca Sholawat atas nabi SAW dengan shigot (bentuk) sholawat apa saja, ia benar-benar menghasilkan kebaikan yang agung dan berhak mendapat balasan yang dijanjikan sebagaimana dalam hadist Nabi SAW.

Adapun perbedaan Sholawat Wahidiyah dengan Sholawat- Sholawat yang lain, ialah: bahwa Sholawat Wahidiyah disertai ajaran tauhid dan ma’rifat dengan cara yang praktis dan positif.

Tanya

“Apakah Sholawat Wahidiyah mempunyai ajaran sendiri..…?”

Jawab

TIDAK..!. Karena yang dimaksud ajaran Wahidiyah adalah bimbingan praktis lahiriyah dan batiniyah didalam mengamalkan dan menerapkan tuntunan Rosululloh SAW mencakup bidang Syari’at dan Haqiqoh meliputi iman, pelaksanaan islam, perwujudan ihsan dan pembentukan Akhlaqul Karimah.

Adapun rumusan pokok-pokok bimbingan ajaran Wahidiyah yaitu :

1. Lillah Billah.

2. Lirrosul Birrosul.

3. Yu’ti Kulla Dzi Haqqin Haqqoh.

4. Taqdimul Aham Fal Aham tsumal Anfa’ Fal Anfa’.

Dan ajaran ini ajaran yang berdasarkan Qur’an, Hadist SAW serta Ijma’ para Ulama’ Salafus Sholihin.

LILLAH artinya: segala perbuatan apa saja lahir maupun batin; baik yang hubungan langsung kepada Alloh Wa Rosulihi SAW, maupun yang hubungan di dalam masyarakat, bahkan dalam hubungan dengan sesama makhluk, baik kedudukan hukumnya wajib, sunah atau mubah, asal bukan perbuatan yang tidak diridloi Alloh, bukan perbuatan yang merugikan, melaksanakannya supaya disertai niat beribadah mengabdikan diri kepada Alloh dengan ikhlas tanpa pamrih !. Lillahi Ta’ala. Baik pamrih ukhrowi, lebih-lebih pamrih duniawi.

BILLAH artinya dalam segala kehidupan, gerak gerik kita atau perbuatan atau tindakan apa saja lahir batin, dimanapun dan kapanpun, supaya dalam hati senantiasa merasa bahwa yang menciptakan dan menitahkan serta menggerakkan itu semua adalah Alloh Maha pencipta. Jangan sekali-kali mengaku atau merasa bahwa kita mempunyai kemampuan sendiri.

Ini mutlak, dalam segala hal supaya merasa begitu. Baik dalam keadaan ta’at maupun ketika ma’siat, harus merasa Billah !. tanpa kecuali !. ini harus kita sadari !. karena sifat ma’ani dan ma’nawi adalah sifat wajib bagi Alloh dan muchal –tidak mungkin- bagi makhluk. Alloh berdiri sendiri, tidak membutuhkan dzat yang mendirikan, dan segala sesuatu selain Alloh adalah qooimun (berdiri) dengan Alloh (Billah). Maka tidak ada sesuatu di dalam wujud ini yang berdiri dengan dirinya sendiri kecuali hanya Alloh yang punya sifat Al-Chayyu Al-Qoyyum, berdiri dengan Dzat-Nya sendiri. Segala sesuatu yang hadist (baru) di alam semesta ini adalah perbuatan dan ciptaan Alloh. Tidak ada pencipta dan pembuat perkara baru kecuali hanya Alloh.

Lirrosul yaitu niat ta’at dan mengikuti tuntunan Rosul SAW. Asal, bukan perbuatan yang tidak diridloi Alloh, bukan perbuatan yang merugikan.

Pengertian mengikuti itu ada dua. Pertama, mengikuti aqwaal (ucapan). Kedua, mengikuti af’al (perbuatan). Mengikuti ucapan adalah mengikuti apa yang diperintahkan matbu’ (orang yang diikuti) meliputi; perintah, larangan dan tarqib (motivasi/dorongan). Sedangkan mengikuti amal perbuatan adalah mengikuti semua amal-amal dan tatakrama Nabi SAW, selain perkara yang sudah menjadi sifat khusu Nabi SAW menurut ketetapan dalil, maka pada perkara khusus itu tidak ada perintah mengikuti.

Adapun mengikuti pada perintah ada tiga; Wajib, sunah dan jawaz. Mengikuti perintah wajib adalah mengerjakan semua kewajiban seperti; sholat lima waktu dan menjauhi semua larangan yang diharamkan seperti; minum khomer. Sedangkan mengikuti perintah sunah adalah mengerjakan perkara yang disunahkan seperti; sholat sunah sesudah sholat fardhu serta menjauhi perkara yang dimakruhkan seperti; meninggalkan perkara-perkara yang disunahkan dalam sholat. Adapun mengikuti perintah jawaz (boleh dikerjakan, boleh tidak) adalah mengerjakan semua perkara yang diperbolehkan seperti; makan dan minum.

Adapun mengikuti meninggalkan larangan ada dua; haram dan makruh. Mengikuti meninggalkan larangan haram seperti; zina dan minu khomer. Mengikuti meninggalkan larangan makruh seperti; makan dan minum sambil berdiri.

Sedangkan mengikuti pada tarqib (motivasi/dorongan) terbagi dua; yaitu dorongan dalam melakukan keta’atan dan dorongan dalam meninggalkan ma’siat. Adapun mengikuti dorongan kata’atan seperti; senang dengan pahala, surga dan menambah nilai ta’at. Sedangkan mengikuti dorongan meninggalkan ma’siat seperti; menyadari adanya ancaman dan siksa atas perbuatan ma’siat.

Semua perbuatan mengikuti tersebut diatas bisa bernilai ibadah apabila ada niat mengikuti tuntunan Rosul SAW. Dan apabila tidak ada niat seperti itu, maka tidak akan bernilai ibadah, meskipun ada amal yang terkadang dinilai syah tanpa niat seperti; adzan dan membaca Al-Qur’an sebagaimana syahnya meninggalkan ma’siat tanpa niat, namun semua itu tidak bernilai ibadah dan tanpa pahala.

BIRROSUL adalah penyaksian amal perbuatan yang diridloi Alloh dan Rosul-Nya serta menyadari semua ni’mat lahir batin yang dirasakan; baik ni’mat beragama, ni’mat di dunia maupun di akhirat adalah sebab perantaraan, syafa’at dan bimbingan Rosul SAW. Maka disamping penerapan Billah seperti diatas harus menerapkan Birrosul. Akan tetapi tidak mutlak dan menyeluruh seperti Billah. Melainkan terbatas dalam so’al-so’al yang tidak dilarang oleh Alloh dan Rosul-Nya. Jadi dalam segala hal apapun, segala gerak gerik kita lahir batin, asal bukan hal yang dilarang, disamping sadar Billah kita supaya merasa bahwa semuanya itu mendapat jasa dari Rosul SAW.

Yu’ti Kulla Dzi Haqqin Haqqoh adalah memenuhi segala macam kewajiban yang menjadi kewajiban dan tanggung jawabnya tanpa menuntut hak, atau memberikan hak kepada yang mempunyai hak yang sudah menjadi kewajibannya. Dan ini yang dinamakan adil, karena adil meurut Imam Qhozali adalah “memberikan hak kepada yang mempunyai hak”.

Taqdimul Aham Fal Aham Tsummal Anfa’ Fal Anfa’ adalah mendahulukan yang paling penting, kemudian yang paling besar manfa’atnya. Ketika memberikan hak-hak yang tidak mungkin bisa dilakukan bersamaan, maka hendaknya mendahulukan yang lebih aham (lebih penting). Jika sama-sama pentingnya, maka didahulukan yang lebih banyak manfa’atnya; yaitu manfa’at menurut Alloh, Rosul SAW, manusia dan seluruh makhluk; manfa’at agama, dunia maupun akhirat.




Kamis, 11 Agustus 2011

Sholawat Wahidiyah & terjemah SHOLAWAT WAHIDIYAH BERFAEDAH MENJERNIHKAN HATI DAN MA'RIFAT BILLAH wa ROSUULIHI SAW


.
1.    Marilah segenap perhatian kita pusatkan menghadap kehadirat ALLOH SWT. TUHAN YANG MAHA ESA,dan merasa seperti benar-benar di hadapan Junjungan kita Kanjeng Nabi Muhammad Rosululloh SAW, denga adab ta'dim ( memulyakan ) dan mahabbah ( mencintai ) semurni-murninya.
2.    Niat semata-mata mengabdikan diri beribadah kepada Alloh dengan ikhlas tanpa pamrih apapun juga. LILLAH ! Dan niat mengikuti jejak tuntunan Rosululloh SAW.LIRROSUL!
3.    Mari kita sadari bahwa kita bisa melakukan ini semua adalah semata-mata atas titah Alloh. BILLAH ! Dan karena syafa'at atau jasa dari Rosululloh SAW. BIRROSUL !
4.    Mari kita mengakui dengan jujur bahwa kita ini penuh dosa dan banyak berbuat dholim. Baik terhadap Alloh SWT wa Rosulihi SAW, terhadap orang tua dan keluarga, dan terhadap umat dan masyarakat serta terhadap makhluk pada umumnya. Sangat membutuhkan sekali maghfiroh ( ampunan ) dan taufiq hidayah Alloh SWT, Syafa'at tarbiyah dan bimbingan Rosululloh SAW, serta barokah-karomah-nadhroh-do'a restu Ghoutsu Haadzaz-Zaman wa a'waanihi wa saairi Auliyaa-Ahbaabillahi rodiyalloohu Ta'alaa'anhum.
5.    Seluruh pengamalan dihaturkan sebagai hadiah penghormatan kepada Junjungan kita Kanjeng Nabi Besar Muhammad SAW, kepada Ghoutsu Haadhaz-Zaman dstnya, dan lain-lain jika dikehendaki. ( cukup dalam batin saja ) .
Cara pengamalannya adalah untuk yang pertam kali mengenal diushakan untuk diamalkan selama 40 hari berturut-turut disertai niat tulus ikhlas nerek makmum ngikut kepada rasulullah saw. Bagi yang baru mengenal dan belum mampu menghafal dianjurkan Nida' "Yaa Sayyidii Yaa rosulalloh" selama +/- 30 menit setiap hari selama 40 hari. (dalam mengamalkannya selalu amalkan ajaran/tuntunan wahidiyah dan gunakan adab yang sebaik-baiknya dengan merasa Rosululloh hadir di hadapan kita.. ) setelah 40 hari boleh dikurangin atau di tambahin jumlah bilangannya.

ILAA HADLROTI SAYYIDINAA MUHAMMADIN SHOLLALLOOHU'ALAIHI WASSALAM, ALFAATIHAH ! (membaca Surat Fatihah 7x)
Di hadiyahkan ke haribaan Junjungan kami Kanjeng Nabi Besar Muhammad Shollallohu ‘alaihi Wasallam. Al-Fatihah


WA ILAA HADLROTI GHOUTSI HAADAZ-ZAMAN WAA'AWAANIHI WASAAAIRI AULIYAAILLAAHI RODLIYALLOOHU TA'AALA ‘ANHUM ALFAATIHAH ! (membaca Surat Fatihah 7x)
Dan di hadiyahkan ke pangkuan Ghoutsi Hadhazzaman, Para Pembantu Beliau dan segenap Kekasih ALLOH, Rodiyallohu ta’alaa Anhum. Al-Fatihah


ALLOOHUMMA YAA WAAHIDU YAA AHAD, YAA WAAJIDU YAA JAWAAD, SHOLLI WASALLIM WABAARIK ‘ALAASAYYIDINAA MUHAMMADIW-WA'ALAA AALI SAYYIDINAA MUHAMMAD. FII KULLI LAMHATIW WA NAFASIM BI'ADADI MA'LUMAATILLAAHI, WA FUYU DHOTIHI WA AMDAADIH. .......(100X)
Yaa Alloh, Yaa Tuhan Maha Esa, Yaa Tuhan Maha Satu, Yaa Tuhan Maha Menemukan, Yaa Tuhan Maha Pelimpah, limpahkanlah sholawat salam barokah atas junjungan kami Kanjeng Nabi Muhammad dan atas keluarga Kanjeng Nabi Muhammad pada setiap kedipnya mata dan naik turunnya napas sebanyak bilangan segala yang Alloh Maha Mengetahui dan sebanyak kelimpahan pemberian dan kelestarian pemeliharaan Alloh.


ALLOOHUMMA KAMAA ANTA AHLUH; SHOLLI WASALLIM WABAARIK ‘ALAASAYYIDINAA WAMAULAANAA,WASYAFII'INAA,WAHABIIBINAA,WAQURROTI A'YUNINAA MUHAMMADIN SHOLLALLOOHU'ALAIHI WASALLAMA KAMAA HUWA AHLUH; NAS-ALUKALLOOHUMMA BIHAQQIHI AN TUGHRIQONAA FII LUJJATI BAHRIL WAHDAH; HATTAA LAA NAROO WALAA NASMA'A, WALAA NAJIDA WALAA NUHISSA, WALAA NATAHARROKA WALAA NASKUNA ILLAA BIHAA; WATARZUQONAA TAMAAMA MAGHFIROTIKA YAA ALLOH, WATAMAAMA NI'MATIKA YAA ALLOH, WATAMAAMA MA'RIFATIKA YAA ALLOH, WATAMAAMA MAHABBATIKA YAA ALLOH, WATAMAAMA RIDLWANIKA YAA ALLOH; WASHOLLI WASALLIM WABAARIK ‘ALAIHI WA'ALAA AALIHI WASHOHBIH. ‘ADADAMAA AHAATHOBIHII ‘ILMUKA WAAHSHOOHU KITAABUK; BIROHMATIKA YAA ARHAMAR-ROOHIMIIN, WALHAMDU LILLAAHI ROBBIL'AALAMIIN............. (7X)
Yaa Alloh, sebagaimana keahlian ada pada-MU, limpahkanlah sholawat salam barokah atas Junjungan kami, Pemimpin kami, Pemberi Syafa’at kami, Kecintaan kami, dan Buah jantung hati kami Kamjeng Nabi Muhammad Shollallohu ‘Alaihi WaSallam yang sepadan dengan keahlian Beliau, kami bermohon kepada-MU Yaa Alloh, dengan hak kemuliaan Beliau, tenggelamkanlah kami didalam pusat dasar samudra ke-Esaan-MU sedemikian rupa sehingga tiada kami melihat dan mendengar, tiada kami menemukan dan merasa, dan tiada kami bergerak maupun berdiam, melainkan senantiasa merasa didalam samudra Tauhid-MU dan kami bermohon kepada-MU Yaa Alloh, limpahilah kami ampunan-MU yang sempurna Yaa Alloh, ni’mat karunia-MU yang sempurna Yaa Alloh, sadar ma’rifat kepada-MU yang sempurna Yaa Alloh, cinta kepad-MU dan menjadi kecintaan-MU yang sempurna Yaa Alloh, ridho kepada-MU dan memperoleh ridho-MU pula yang sempurna Yaa Alloh. Dan sekali lagi Yaa Alloh, limpahkanlah sholawat salan dn barokah atas Beliau Kanjeng Nabi dan atas keluarga dan sahabat Beliau sebanyak bilangan segala yang diliputi oleh Ilmu-MU dan termuat di dalam Kitab-MU, dengan Rahmat-MU Yaa Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang dan segala puji bagi Alloh Tuhan seru sekalian alam.


YAA SYAFI'AL-KHOLQISH-SHOLAATU WASSALAAM " ‘ALAIKA NUUROL KHOLQI HAADIYAL ANAAM
WA ASHLAHUU WA RUUHAHU ADRIKNII " FAQODH DHOLAMTU ABADAW-WAROBBINII
WA LAISA LII YAA SAYYIDII SIWAAKA " FA-IN TARUDDA KUNTU SYAKHSON HAALIKAA .......(3x)
Duhai Kanjeng Nabi pemberi Syafa’at makhluq Kepangkuan-MU sholawat dan salam kusanjungkan ¨ Duhai Nur cahaya makhluq , pembimbing manusia ¨ Duhai unsur dan jiwa makhluq,bimbing dan didiklah diriku ¨ Maka sungguh aku manusia yang dholim selalu ¨ tiada arti diriku tanpa engkau Duhai Yaa Sayyidii ¨ jika engkau hindari aku (akibat keterlaluan berlarut-larutku), pastilah ‘ku ‘kan hancur binasa.


YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH !....... (7x)
Duhai Pemimpinku, Duhai Utusan Alloh


YAA AYYUHAL-GHOUTSU SALAAMULLOOH " ‘ALAIKA ROBBINII BI-IDZNILLAAH
WANDHUR ILAYYA SAYYIDII BINADHROH " MUUSHILATIL-LIL-HADLROTIL'ALIYYAH....... (3x)
Duhai Ghoutsu Hadhaz Zaman, kepangkuan-MU salam Alloh kuhaturkan ¨ Bimbing dan didiklah diriku dengan izin Alloh ¨ dan arahkan pancaran sinar Nadroh-MU kepadaku Duhai Yaa Sayyidii ¨ radiasi batin yang mewusulkan aku sadar kehadirat Maha Luhur Tuhanku


YAA SYAAFI'AL-KHOLQI HABIIBALLOOHI " SHOLAATUHUU'ALAIKA MA'SALAAMIHII,
DHOLLAT WA DHOLLAT HIILATII FII BALDATII " KHUDZ BIYADII YAA SAYYIDII WAL UMMATII ....... (3x)
Duhai Kanjeng Nabi penberi Syafa’at makhluq, duhai Kanjeng Nabi Kekasih Alloh ¨ Kepangkuan-MU sholawat dan salam Alloh aku sanjungkan ¨ jalanku buntu, usahaku tak menentu buat kesejahteraan negriku ¨ cepat, cepat, cepat raihlah tanganku Yaa Sayyidii tolonglah diriku dan seluruh ummat ini.


YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH !....... (7x)
Duhai Pemimpinku, Duhai Utusan Alloh


YAA ROBBANALLOOHUMMA SHOLLI SALLIMI " ‘ALAA MUHAMMADIN SYAFII'IL UMAMI,
WAL-AALI WAJ-‘ALIL ANAAMA MUSRI'IIN " BIL-WAAHIDIYYATI LIROBBIL-‘AALAMIIN
YAA ROBBANAGH-FIR YASSAIR IFTAH WAHDINAA " QORRIB WA-ALLIF BAINANAA YAA ROBBANAA....... (3x)
Yaa Tuhan kami Yaa Alloh, limpahkanlah Sholawat dan Salam ¨ atas Kanjeng Nabi Muhammad pemberi Syafa’at ummat ¨ dan atas keluarga Beliau, dan jadikanlah ummat manusia cepat-cepat lari, ¨ lari kembali mengabdikan diri dan sadar kepada Tuhan Semesta alam, ¨ Yaa Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami, permudahkanlah segala urusan kami, bukalah hati dan jalan kami, dan tunjukilah kami ¨ , pereratlah persaudaraan dan persatuan diantara kami, Yaa Tuhan kami.


ALLOOHUMMA BAARIK FIIMAA KHOLAQTA WAHAADZIHIL BALDAH YAA ALLOH, WA FII HAADZIHIL MUJAAHADAH YAA ALLOH !....... (7X)
Yaa Alloh limpahkanlah berkah didalam segala makhluq yang engkau ciptakan, dan didalam negri ini Yaa Alloh, dan didalam mujahadah ini Yaa Alloh
I S T I G H R O O Q ! ( Diam tidak membaca apa-apa, segenap perhatian lahir bathin, fikiran dan perasaan dipusatkan hanya kepada ALLOH! Tidak ada acara selain ALLOH ) ALFAATIHAH ! (1X) Kemudian berdo'a seperti di bawah ini

BISMILLAAHIR ROHMAANIR ROHIIM,

( ALLOOHUMMA BIHAQQISMIKAL A'DHOM WABIJAAHI SAYYIDINAA MUHAMMADIN SHOLLALLOHU ‘ALAIHI WASALLAM WABIBARAKATI GHOUTSI HADZAZ-ZAMAAN WA A'WAANIHI WA SAAIRI AULIYAAIKA YAA ALLOH, YAA ALLOH, YAA ALLOH, RODLIYALLOOHU TA'AALA'ANHUM 3X )
Dengan Nama Alloh Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang( Yaa Alloh, dengan hak kebesaran Asma-MU, dan dengan kemuliaan serta keagungan Kanjeng Nabi Mahammad Sollallohu ‘Alaihi WaSallam, dan dengan Barokahnya Ghoutsu Hadhaz Zaman wa A’wanihi serta segenap Auliya’ Kekasih-MU Yaa Alloh, Yaa Alloh Rodiyallohu Ta’ala Anhum

( BALLIGH JAMII'AL ‘ALAMIIN NIDAA-ANAA HAADZAA WAJ'AL FIIHI TAKTSIIROM-BALIIGHOO 3X )
Sampaikanlah seruan kami ini kepada jami’al Alamin dan letakkanlah kesan yang sangat mendalam

( FAINNAKA ‘ALAA KULLI SYAI-INGQODIIR WABIL IJABATI JADIIR 3X )
Maka sesungguhnya engkau Maha Kuasa berbuat segala sesuatu dan Maha Ahli memberi ijabah
FAFIRRUU ILALLOOH ! .......(7X) = Larilah kembali kepada Alloh !

WAQUL JAA-ALHAQQUWAZAHAQOL BAATHIL INNAL BAATHILA KAANA ZAHUUQOO !....... (3X)
Dan katakanlah (wahai Muhammad) perkara yang hak telah datang dan musnahlah perkara yang batal, sesungguhnya perkara yang batal itu pasti musnah.Al-Fatihah ( membaca surat Al-Fatihah satu kali )
FAFIRRUU ILALLOH dan WAQUL JAA-ALHAQQU… dibaca bersama-sama imam dan ma'mum. Maknanya : Larilah kembali kepada Alloh ! Dan semoga akhlaq=akhlaq batal yang rusak dan merusakkan segera diganti oleh Alloh dengan akhlaq yang baik dan yang menguntungkan! Kedua ajakan tersebut ditujukan kepada segenap masyarakat manusia dan jin seluruh dunia, terutama ditujukan kepada pribadi si pembaca sendiri!
A L F A A T I H A H (1X) S e l e s a i.

Detik-detik Rosululloh meninggalkan umatnya





Pagi itu, ..................
Rasulullah dengan suara terbata memberikan petuah,
"Wahai Umatku, Kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya.
Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya.
Kuwariskan dua hal pada kalian, sunnah dan Al Qur'an.
Barang siapa mencintai sunnahku, berati mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan bersama-sama masuk surga bersama aku".

Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah yang teduh menatap sahabatnya satu persatu. Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar dadanya naik turun menahan napas dan tangisnya. Ustman menghela napas panjang dan Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam. Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba. "Rasulullah akan meninggalkan kita semua," desah hati semua sahabat kala itu. Manusia tercinta itu, hampir usai menunaikan tugasnya di dunia.
================
Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam.
"Bolehkah saya masuk?" tanyanya.
Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah
yang membalikkan badan dan menutup pintu.
Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?"
"Tak tahulah aku ayah, sepertinya ia baru sekali ini aku melihatnya,"  tutur Fatimah lembut.

Lalu,  Rasulullah menatap putrinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Satu-satu bagian wajahnya seolah hendak di kenang.
"Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malakul maut, "kata Rasulullah,
Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya.

Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan:
Kenapa Jibril tak ikut menyertai.
Kemudian dipanggillah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia
menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.
"Jibril, jelaskan apa hakku nanti dihadapan Allah?
"Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah.
"Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu,"kata jibril.

Tapi itu ternyata tak membuat Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.
"Engkau tidak senang mendengar kabar ini? "Tanya Jibril lagi.
"Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?" "Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: 'Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada didalamnya," kata Jibril.

Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Tampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang.

"Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini." Lirih Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril membuang muka.
"Jijikkah kau melihatku, hingga kaupalingkan wajahmu Jibril? "Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.
" Siapakah yang tega, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril.

Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik, karena sakit yang tak tertahankan lagi. "Ya Allah, dahsyat niat maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku. " Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya.  "Uushiikum bisshalati, wa maa malakat aimanukum,  peliharalah shalat dan santuni> orang-orang lemah di antaramu."

Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan diwajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.
"Ummatii,ummatii, ummatiii?" - "Umatku,umatku, umatku"
Dan, pupuslah kembang hidup manusia mulia itu. Kini, mampukah kita mencinta sepertinya?
===================
ALLOOHUMMA YAA WAAHIDU YAA AHAD, YAA WAAJIDU YAA JAWAAD, SHOLLI WASALLIM WABAARIK ‘ALAASAYYIDINAA MUHAMMADIW-WA'ALAA AALI SAYYIDINAA MUHAMMAD. FII KULLI LAMHATIW WA NAFASIM BI'ADADI MA'LUMAATILLAAHI, WA FUYU DHOTIHI WA AMDAADIH. .......(100X)
Yaa Alloh, Yaa Tuhan Maha Esa, Yaa Tuhan Maha Satu, Yaa Tuhan Maha Menemukan, Yaa Tuhan Maha Pelimpah, limpahkanlah sholawat salam barokah atas junjungan kami Kanjeng Nabi Muhammad dan atas keluarga Kanjeng Nabi Muhammad pada setiap kedipnya mata dan naik turunnya napas sebanyak bilangan segala yang Alloh Maha Mengetahui dan sebanyak kelimpahan pemberian dan kelestarian pemeliharaan Alloh.

Betapa cintanya Rasulullah kepada kita. Kirimkan kepada sahabat-2 muslim lainnya agar timbul kesadaran untuk mencintai Allah dan RasulNya, seperti Allah dan Rasulnya mencinta kita. Karena sesungguhnya selain daripada itu hanyalah fana belaka..

ANTARA SUNNAH DAN BID’AH


PERBEDAAN DAN PERSAMAAN

Sampai sa’at ini masih terjadi perbedaan antara para ulama dalam memberi penafsiran tentang makna sunnah dan bid’ah.masing masing mendakwakan diri dan bersumber dari al-qur’an dan al-hadits.Tujuan mereka sama,agar setiap muslim dalam beribadah kpd Alloh wa Rosulihi Saw tidak tercampuri dengan prinsip yang bertentangan dengan kaidah islam.

Perbedaan mestimya sesuatu yang wajar dalam kehidupan,namun sangat disayangkan,perbedaan tsb kadang di tunggangi ego individual atau ego kolektif,hingga berubah menjadi perselisihan,dan kemudian menimbulkan ketegangan antara suatu paham dgn paham lainya,baik internal atau external.bahkan yg sangat  ironis lagi,antara kita -karna dorongan ego- terdapat orang yg mengklaim bahwa sunah rasul adalah paham atau ajaran yang sesuai dengan pemahaman dan pemikiranya,cepat cepat dituduh telah bersebrangan dan menyimpang dari sunah Rasul,padahal baru bersebrangan dgn pendapat atau pemikiranya.

1.Kelompok pertama mengatakan ;amalan apa saja yg secara lahiriyah tidak pernah di contohkan oleh Rosululloh Saw,merupakan amalan yang tidak boleh dilakukan.menurut kelompok ini islam secara lahiriyah dan batiniah telah sempurna,dan karenanya tidak perlu lagi ada tambahan,pendapat ini disandarkan firman Alloh Swt,Qs al-maidah;3 “Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kamu semua agamamu ,dan telah Aku lengkapkan kepadamu nikmat-Ku,dan telah Aku ridloi untuk kamu Islam sebagai Agama’’

Diriwayatkan dari’Aisyah Ra,Rasululloh Saw bersabda; “barang siapa yg mengadakan hal baru,yang tidak ada dalam agama kita ini maka amalan itu tertolak”

Dengan demikian,untuk mendekatkan diri kpd Alloh dengan amalan lahiriyah, muslim sudah mencukupkan diri dengan amalan shalat,puasa,zakata,zakat,haji,dzikir maktsur serta amal shaleh yang telah dicontohkan oleh Rasululloh Saw.Amalan yang secara lahiriyahtidak ada pada zaman Rasululloh Saw (sunnah),merupakan amalan baru atau (bid’ah)yang tidak perlu diikuti dan bahkan harus diberantas.

Ulama pertama ini ,kepada para pengamal amalan yang tidak sejalan dengan kesimpulan kelompoknya,dinilainya sebagai pelaku bid’ah,syirik dan khurafat dan yang perlu diberantas dan di hancurkan.

2.Sedangkan ulama kelompok ke dua mengatakan;memang benar islam telah sempurna dan tidak perlu lagi memerlukan tambahan.Dalam beberapa hadits Rasululloh Saw dijelaskan,bahwa Al-Qur’an dan sunah Rasul merupakan  pedoman pokok dan tidak perlu ada tambahan lagi didalamnya. Sedangkan hukum islam sebagai pegangan hidup  yang dibangun oleh Rasululloh Saw dan yang mulai berlaku pada zaman itu ,zaman para sahabatnya,dan sampai akhir zaman,sudah tentu bersifat ringkas,padat dan makna dan menyangkut sgala spek kehidupan.oleh karenanya sebagai hokum pokok,Al-Qur’an dan hadits masih memerlukan penjelasan dan penjabaran.Penjabaran dan ulasan tersebut,dapat berbentuk ulasan ilmiyah(yang tertuang dalam kitab/buku),system pengaturan dan pemilihan ilmu serta pendidikan(pembagian pasal/bab dalam penulisan hadits Rasul,dan pemilihan dan pembagian ilmu serta jenjeng pendidikan),rangkaian do’a atau amalan yang yang disusun oleh para ulama sufi(khizb/ratib,system ataupun tariqat).

Dan kami dari Yayasan Perjuangan Wahidiyah Pusat dan Pondok Pesantren Kedunglo Al-munadzdzarah memilih mengikuti ulama kelompok ke dua.Sebagai pijakan dasar hukum yang kami pegangi antara lain;

Rasululloh Saw bersabda; “Aku berwasiat kepadamu semua dengan taqwalah serta mendengarkan dan menta’ati(perintah)walaupun sekiranya pemimpin atas kamu semua seorang hamba habasyi(sahaya).Dan sesungguhnya  diantara kamu semua yang hidup (pada masa itu),maka akan melihat banyak perbedaan.Wajib bagi kamu semua dengan sunnah-Ku dan sunnah para khalifah(Allah) yang memeahami agama dan mendapat petunjuk Alloh,gigitlah sunnah  tersebut dengan gigi gerahammu.takutlah kamu semua dengan perkara yang baru.sesungguhnya semua bid’ah(perkara yang baru )itu sesat.

Penjelasan hadits diatas bukan berarti adanya dua sunnah(sunnah Rasul dan sunnah khulafaur rasyidin)yang mana stu sama lainya saling menandingi.akan tetapi hanya satu sunnah,yakni Sunnah Rasululloh Saw.sunnah Rasul sebagai pokok dan inti sunnah,sedangkan sunnah para khulafaur rasyidin sebagai sunnah penjelasan dan penjabaran dari sunah pokok.

Dengan bersandar pemahaman yang demikian ini hadits diatas,maka dapat dipahami bahwa arti Muhdatsah al-umur=amalan baru adalah’’Sesuatu yang tidak ada pedoman dalam syari’at dan tidak ada dasar yang menguatkanya” dan yang diamaksud dengan “kebenaran”(al-haq)” adalah ‘’kebenaran ialah suatu yang didapat dari al-qur’an baik secara ketentuan langsung(nash-tersurat)atau ketentuan dari hasil penggalian hokum yang ada dialam nash(istinbat).

Sunnah (yang memeiliki arti berhadapan dengan bid’ah),para ulama membaginya kedalam dua bagian;sunnah mujmali(pokok) dan sunah tafshili(rincian/penjabaran).Kebenaran,kebaikan ddan kesempurnaan sunnah yang bersifat mujmali adalah mutlak.  Sedangkan sunnah tafshili ,didalamnya terdapat sunnah yang baik dan sunnah yang buruk. Sunnah tafshili dapat dikatakan benar dan baik, jika ruhnya(inti sunnah)sesuai dengan makna dan inti sunnah mujmali(sunnah pokok)serta dapat mengutkan dan mendukung pelaksanaan ruh sunnah mujmali. Dan dikatakan sunnah yang buruk(bid’ah/sesat),jika tidak sesuai dengan makna dan tujuan sunnah mujmali/sunnah pokok.

HR.IMAM MUSLIM Ra. Rasululloh Saw bersabda; “siapa saja yang membuat sunnah dalam islam ,dengan sunnah yang baik,maka baginya pahala dan pahala dari orang yang mengamalkan sunnah tersebut dengan tanpa menguraangi pahala dari pengamalnya sedikitpun.dan barang siapa yang membuat sunnah dalam islam,dengan sunnah yang buruk,maka baginya dosa,dan dosa dari orang yang mengamalkan sunnah tersebut setelahnya dengan tanpa mengurangi dosa dari pengamalnya sedikitpun.

Hadits riwayat imam muslim ini ,Rasululloh Saw mengisyaratkan perlu adanya sunnah penjelasan atau penjabar an dari sunnah Rasul dan sunnah  khulafsur rasyidin. Sunnah kedua (khulafaur rasyidin) atau sunnah ke tiga(sunnah ulama,penjabaran lanjutan dari sunnah ke dua) hanya boleh dilakukan oleh ulama yg memiliki kemampuan menjabarkan sunnah pokok/sunnah Rasul.bagi orang yang tidak memenuhi persyaratan,tidak diizinkan mengulas atau menjabarkan sunnah Rasul atau sunnah khulafaur rasyidin.

Imam Syafi’I Ra. Membagi amalan baru(bid’ah) kedalam dua bagian ;

1. amalan baru yang terpuji(bid’ah mahmudah),adalah amalan baru yang sesuai dengan makna dan tujuan sunnah pokok.

2. amalan baru yang tercela (bid’ah madzmummah),adalah amalan baru yang menyalahi makna dan tujuan sunnah pokok.

Secara umum dalam syari’at islam, kata “sunnah” memiliki beberapa arti;
a.       Menurut ulama fiqih ,sunnah adalah salah satu hokum dari hokum pokok dalam islam(wajib,haram,sunnah,makruh dan mubah).

b.    ~Menurut ulama hadis,sunnah adalah sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad Saw baik ucapan,perbuatan,persetujuan/akhlaq dan sirah(sejarah hidup)

c.    ~   Menurut ulama sufi arti sunnah disepadankan dengan kata thariqah (tuntunan/bimbingan/jalan hidup/way of life) yang pondasinya telah diletakkan dan dicontohkan oleh Rasululloh Saw.

d.     ~ Menurut ulama ushul Fiqih ,sunnah adalah sesuatu yang diriwayatkan dari Nabi Muhammad Saw,baik ucapan,perbuatan,persetujuan/sifat. Sunnah dalam arti ini merupakan salah satu sumber dalam hukum islam. Dan arti sunnah semacam inilah yang berlawanan dengan arti bid’ah.

~Makna yang sederhana dari kata sunnah yang berlawanan dengan “bid’ah” adalah ;
Thariqah(jalan) yang diridloi Alloh,walaupun kebaikanya tidak terdapat dalam nash(secara langsung/tersurat),akan tetapi melalui penggalian makna dari nash(istinbath).

Dapat dikatakan thariqoh,system atau ulasan yang baik dan benar,jika sessuai dan sejalan dengan makna dan tujuan sunnah/thariqah pokok, dan dikatakan thariqah yang buruk dan menyesatkan, jika menyimpang dari makna dan tujuan sunnah pokok.  

Metode,amalan,kurikulum,tariqat,system,bimbingan atau istilah lain yang sepadan apa saja tidak dapat dikatakan bid’ah ,atau tandingan terhadap sunnah pokok, selama memiliki  dasar pijakan dari sunnah pokok(al-qur’an dan al-hadits), serta dapat menguatkan pelaksanaan dan tujuan sunnah Rasul.

Makna sunnah dapat juga diartikan dengan thariqah. Artinya,metode pembelajaran,kurikulum (baik berbentuk sebagai uraian ilmiyah,system pendidikan,atau amalan seperti wirid dan kurikulum pendidikan  dalam ajaran tasawuf dan thariqat). Para ulama yang ahli dalam bidangnya mengulas dan menjabarkan sunnah Rasul ada yang menjabarkan dalam bidang syariah(Imam 

Hanafi,Maliki,Syafi’I,hambali dll). Ada yang menjabarkan dalam bidang aqidah(Imam Abul Hasan al-Asy’ari,Abu Mansyur al-Maturidi,al-Baqilani dll) Ada yang menjabarkan dalam bidang ahlak tasawuf (Imam Hasan al-Bashri,Sa’id ibnul Musayyab, Imam Ja’far Shadiq,Syeh Junaid al-Bagdaadi,Imam Abu Hamid,al-Ghozali dll) ada yang menjabarkan dalam bidang tafsir Al-Qur’an (Imam Ibnu Katsir,al-Qurthubi,At-Thobari,Imam Ahmad As-Shawi,Imam Jaluddin as-Suyuthi dll)dan ada yang menjabarkan hadits yang telah terbukukan (Imam Ibnu Hajar al-Asqalaani,Imam al-Qusthalaani,Imam Nawaawi,Imam Suyuuthi dll), dan ada yang membangun system perjuangan dan dakwah,dan ada yang menjabarkan bidang lainya.
Dalam kitab dalil Al-Falihin juz I, pada bab “larangan mengikuti bid’ah” member penjelasan hadits riwayat diatas ,membagi bid’ah kedalam 5 bagian:

a.      1., Bid’ah yang wajib: membukukan Al-Qur’an pada zaman sahabat Umar Ibn Khatthab Ra,membukukan hadits Nabi Saw pada zaman khalifah Umar Ibn Abdul Aziz(w.107 H).

b.     2. Bid’ah yang haram: yaitu bid’ah yang bertentangan dengan pedoman dari syariah.

c.      3. Bid’ah yang sunnah : yaitu setiap kebaikan yang belom pernah terjadi  pada masa periode awal islam. Misalnya, membangun taman pendidikan,dan membicarakan laddzatnya rahasia ilmu tasawuf(sesama ahlinya).

d.     4.. Bid’ah yang mubah : menambah rasa lezat makanan,menghias bangunan masjid,rumah dll.
.
e.      5.Bid’ah yang makruh.

Dan dalam kitab manhal al-Lathiif tulisan syeh Muhammad Ibn ‘Alwi al-Hasani, pasal 1 dalam bab “sunnah”, menjelaskan arti sunnah sebagai berikut: “Segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Saw atau sahabatnya,baik dalam ucapan ,perbuatan,ketetapan dan sifat”.

Dengan demikian kita sebagai muslim,dalam memandang baik atau buruknya suatu amalan bukan didasari dari analisa sepihak secara individual,apalagi didasari oleh kecemburuan social. Dalam memandang sesuatu yang baru dalam islam,haruslah merujuk pada kaidah Al-Qur’an dan Al-Hadits serta qaul ulama(seperti Imam Syafi’I,Imam Hanafi,Imam Shawi al-Qurthubi,Ibnul Qiyyim al-Jauziyah,Imam Ja’far Shadiq,Syeh Junaid,Imam Al- Ghazali,Imam Syadali,Syeh Ibnu Athaillah as-Sakandari dll)

SHOLAWAT WAHIDIYAH




SHOLAWAT WAHIDIYAH BERFAEDAH MENJERNIHKAN HATI DAN
MA'RIFAT BILLAH wa ROSUULIHI SAW.





ILAA HADLROTI SAYYIDINAA MUHAMMADIN SHOLLALLOOHU'ALAIHI WASSALAM, ALFAATIHAH ! (membaca Surat Fatihah 7x)
Di hadiyahkan ke haribaan Junjungan kami Kanjeng Nabi Besar Muhammad Shollallohu ‘alaihi Wasallam. Al-Fatihah

WA ILAA HADLROTI GHOUTSI HAADAZ-ZAMAN WAA'AWAANIHI WASAAAIRI AULIYAAILLAAHI RODLIYALLOOHU TA'AALA ‘ANHUM ALFAATIHAH ! (membaca Surat Fatihah 7x)
Dan di hadiyahkan ke pangkuan Ghoutsi Hadhazzaman, Para Pembantu Beliau dan segenap Kekasih ALLOH, Rodiyallohu ta’alaa Anhum. Al-Fatihah



ALLOOHUMMA YAA WAAHIDU YAA AHAD, YAA WAAJIDU YAA JAWAAD, SHOLLI WASALLIM WABAARIK ‘ALAASAYYIDINAA MUHAMMADIW-WA'ALAA AALI SAYYIDINAA MUHAMMAD. FII KULLI LAMHATIW WA NAFASIM BI'ADADI MA'LUMAATILLAAHI, WA FUYU DHOTIHI WA AMDAADIH. .......(100X)
Yaa Alloh, Yaa Tuhan Maha Esa, Yaa Tuhan Maha Satu, Yaa Tuhan Maha Menemukan, Yaa Tuhan Maha Pelimpah, limpahkanlah sholawat salam barokah atas junjungan kami Kanjeng Nabi Muhammad dan atas keluarga Kanjeng Nabi Muhammad pada setiap kedipnya mata dan naik turunnya napas sebanyak bilangan segala yang Alloh Maha Mengetahui dan sebanyak kelimpahan pemberian dan kelestarian pemeliharaan Alloh.



ALLOOHUMMA KAMAA ANTA AHLUH; SHOLLI WASALLIM WABAARIK ‘ALAASAYYIDINAA WAMAULAANAA,WASYAFII'INAA,WAHABIIBINAA,WAQURROTI A'YUNINAA MUHAMMADIN SHOLLALLOOHU'ALAIHI WASALLAMA KAMAA HUWA AHLUH; NAS-ALUKALLOOHUMMA BIHAQQIHI AN TUGHRIQONAA FII LUJJATI BAHRIL WAHDAH; HATTAA LAA NAROO WALAA NASMA'A, WALAA NAJIDA WALAA NUHISSA, WALAA NATAHARROKA WALAA NASKUNA ILLAA BIHAA; WATARZUQONAA TAMAAMA MAGHFIROTIKA YAA ALLOH, WATAMAAMA NI'MATIKA YAA ALLOH, WATAMAAMA MA'RIFATIKA YAA ALLOH, WATAMAAMA MAHABBATIKA YAA ALLOH, WATAMAAMA RIDLWANIKA YAA ALLOH; WASHOLLI WASALLIM WABAARIK ‘ALAIHI WA'ALAA AALIHI WASHOHBIH. ‘ADADAMAA AHAATHOBIHII ‘ILMUKA WAAHSHOOHU KITAABUK; BIROHMATIKA YAA ARHAMAR-ROOHIMIIN, WALHAMDU LILLAAHI ROBBIL'AALAMIIN............. (7X)
Yaa Alloh, sebagaimana keahlian ada pada-MU, limpahkanlah sholawat salam barokah atas Junjungan kami, Pemimpin kami, Pemberi Syafa’at kami, Kecintaan kami, dan Buah jantung hati kami Kamjeng Nabi Muhammad Shollallohu ‘Alaihi WaSallam yang sepadan dengan keahlian Beliau, kami bermohon kepada-MU Yaa Alloh, dengan hak kemuliaan Beliau, tenggelamkanlah kami didalam pusat dasar samudra ke-Esaan-MU sedemikian rupa sehingga tiada kami melihat dan mendengar, tiada kami menemukan dan merasa, dan tiada kami bergerak maupun berdiam, melainkan senantiasa merasa didalam samudra Tauhid-MU dan kami bermohon kepada-MU Yaa Alloh, limpahilah kami ampunan-MU yang sempurna Yaa Alloh, ni’mat karunia-MU yang sempurna Yaa Alloh, sadar ma’rifat kepada-MU yang sempurna Yaa Alloh, cinta kepad-MU dan menjadi kecintaan-MU yang sempurna Yaa Alloh, ridho kepada-MU dan memperoleh ridho-MU pula yang sempurna Yaa Alloh. Dan sekali lagi Yaa Alloh, limpahkanlah sholawat salan dn barokah atas Beliau Kanjeng Nabi dan atas keluarga dan sahabat Beliau sebanyak bilangan segala yang diliputi oleh Ilmu-MU dan termuat di dalam Kitab-MU, dengan Rahmat-MU Yaa Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang dan segala puji bagi Alloh Tuhan seru sekalian alam.



YAA SYAFI'AL-KHOLQISH-SHOLAATU WASSALAAM " ‘ALAIKA NUUROL KHOLQI HAADIYAL ANAAM
WA ASHLAHUU WA RUUHAHU ADRIKNII " FAQODH DHOLAMTU ABADAW-WAROBBINII
WA LAISA LII YAA SAYYIDII SIWAAKA " FA-IN TARUDDA KUNTU SYAKHSON HAALIKAA .......(3x)
Duhai Kanjeng Nabi pemberi Syafa’at makhluq Kepangkuan-MU sholawat dan salam kusanjungkan ¨ Duhai Nur cahaya makhluq , pembimbing manusia ¨ Duhai unsur dan jiwa makhluq,bimbing dan didiklah diriku ¨ Maka sungguh aku manusia yang dholim selalu ¨ tiada arti diriku tanpa engkau Duhai Yaa Sayyidii ¨ jika engkau hindari aku (akibat keterlaluan berlarut-larutku), pastilah ‘ku ‘kan hancur binasa.



YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH !....... (7x)
Duhai Pemimpinku, Duhai Utusan Alloh



YAA AYYUHAL-GHOUTSU SALAAMULLOOH " ‘ALAIKA ROBBINII BI-IDZNILLAAH
WANDHUR ILAYYA SAYYIDII BINADHROH " MUUSHILATIL-LIL-HADLROTIL'ALIYYAH....... (3x)
Duhai Ghoutsu Hadhaz Zaman, kepangkuan-MU salam Alloh kuhaturkan ¨ Bimbing dan didiklah diriku dengan izin Alloh ¨ dan arahkan pancaran sinar Nadroh-MU kepadaku Duhai Yaa Sayyidii ¨ radiasi batin yang mewusulkan aku sadar kehadirat Maha Luhur Tuhanku

YAA SYAAFI'AL-KHOLQI HABIIBALLOOHI " SHOLAATUHUU'ALAIKA MA'SALAAMIHII,
DHOLLAT WA DHOLLAT HIILATII FII BALDATII " KHUDZ BIYADII YAA SAYYIDII WAL UMMATII ....... (3x)



YAA SAYYIDII YAA ROSUULALLOH !....... (7x)
Duhai Pemimpinku, Duhai Utusan Alloh


YAA ROBBANALLOOHUMMA SHOLLI SALLIMI " ‘ALAA MUHAMMADIN SYAFII'IL UMAMI,
WAL-AALI WAJ-‘ALIL ANAAMA MUSRI'IIN " BIL-WAAHIDIYYATI LIROBBIL-‘AALAMIIN
YAA ROBBANAGH-FIR YASSAIR IFTAH WAHDINAA " QORRIB WA-ALLIF BAINANAA YAA ROBBANAA....... (3x)
Yaa Tuhan kami Yaa Alloh, limpahkanlah Sholawat dan Salam ¨ atas Kanjeng Nabi Muhammad pemberi Syafa’at ummat ¨ dan atas keluarga Beliau, dan jadikanlah ummat manusia cepat-cepat lari, ¨ lari kembali mengabdikan diri dan sadar kepada Tuhan Semesta alam, ¨ Yaa Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami, permudahkanlah segala urusan kami, bukalah hati dan jalan kami, dan tunjukilah kami ¨ , pereratlah persaudaraan dan persatuan diantara kami, Yaa Tuhan kami.


ALLOOHUMMA BAARIK FIIMAA KHOLAQTA WAHAADZIHIL BALDAH YAA ALLOH, WA FII HAADZIHIL MUJAAHADAH YAA ALLOH !....... (7X)
Yaa Alloh limpahkanlah berkah didalam segala makhluq yang engkau ciptakan, dan didalam negri ini Yaa Alloh, dan didalam mujahadah ini Yaa Alloh


I S T I G H R O O Q ! ( Diam tidak membaca apa-apa, segenap perhatian lahir bathin, fikiran dan perasaan dipusatkan hanya kepada ALLOH! Tidak ada acara selain ALLOH ) ALFAATIHAH ! (1X) Kemudian berdo'a seperti di bawah ini


BISMILLAAHIR ROHMAANIR ROHIIM,

( ALLOOHUMMA BIHAQQISMIKAL A'DHOM WABIJAAHI SAYYIDINAA MUHAMMADIN SHOLLALLOHU ‘ALAIHI WASALLAM WABIBARAKATI GHOUTSI HADZAZ-ZAMAAN WA A'WAANIHI WA SAAIRI AULIYAAIKA YAA ALLOH, YAA ALLOH, YAA ALLOH, RODLIYALLOOHU TA'AALA'ANHUM 3X )
Dengan Nama Alloh Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang( Yaa Alloh, dengan hak kebesaran Asma-MU, dan dengan kemuliaan serta keagungan Kanjeng Nabi Mahammad Sollallohu ‘Alaihi WaSallam, dan dengan Barokahnya Ghoutsu Hadhaz Zaman wa A’wanihi serta segenap Auliya’ Kekasih-MU Yaa Alloh, Yaa Alloh Rodiyallohu Ta’ala Anhum

( BALLIGH JAMII'AL ‘ALAMIIN NIDAA-ANAA HAADZAA WAJ'AL FIIHI TAKTSIIROM-BALIIGHOO 3X )
Sampaikanlah seruan kami ini kepada jami’al Alamin dan letakkanlah kesan yang sangat mendalam


( FAINNAKA ‘ALAA KULLI SYAI-INGQODIIR WABIL IJABATI JADIIR 3X )
Maka sesungguhnya engkau Maha Kuasa berbuat segala sesuatu dan Maha Ahli memberi ijabah

FAFIRRUU ILALLOOH ! .......(7X) = Larilah kembali kepada Alloh !


WAQUL JAA-ALHAQQUWAZAHAQOL BAATHIL INNAL BAATHILA KAANA ZAHUUQOO !....... (3X)
Dan katakanlah (wahai Muhammad) perkara yang hak telah datang dan musnahlah perkara yang batal, sesungguhnya perkara yang batal itu pasti musnah.Al-Fatihah ( membaca surat Al-Fatihah satu kali )

FAFIRRUU ILALLOH dan WAQUL JAA-ALHAQQU… dibaca bersama-sama imam dan ma'mum. Maknanya : Larilah kembali kepada Alloh ! Dan semoga akhlaq=akhlaq batal yang rusak dan merusakkan segera diganti oleh Alloh dengan akhlaq yang baik dan yang menguntungkan! Kedua ajakan tersebut ditujukan kepada segenap masyarakat manusia dan jin seluruh dunia, terutama ditujukan kepada pribadi si pembaca sendiri!

A L F A A T I H A H (1X) S e l e s a i